Selasa, 02 November 2010

Hidup adalah memilih

Mungkin kita tidak menyadari bahwa selama ini, hidup yang kita jalani adalah pilihan yang kita putuskan untuk kita ambil. Dan semua itu mengarah pada hidup yang secara sadar atau tidak memang kita tuju yang bisa disebut sebagai takdir hidup kita.

Aku ingat, ketika masuk pendidikan, aku memilihnya. Sejak tingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Lalu saat memasuki dunia kerja pun, aku memilih tempat bekerja yang aku inginkan. Atau hal sederhana lainnya. Saat ingin makan, aku akan memilih makanan yang aku ingin makan, minuman yang aku ingin minum, teman yang aku pilih nyaman bersamanya, kegiatan yang aku pilih untuk jalani dan nikmati, dan sebagainya.

Begitupun dalam memilih pasangan. Mungkin aku bukanlah tipe wanita yang dipilih dan diincar oleh banyak lelaki. Namun aku pun memilih lelaki mana yang baik menurutku untuk mendampingi hidupku yang berharga ini. Karena pendampingku diharapkan dapat mendampingi aku saat di dunia dan di akhirat kelak. Bagi ku kehidupan di dunia merupakan kegiatan mengumpulkan bekal untuk di akhirat kelak, yang tidak boleh aku sia-siakan nikmatnya sendirian. Bukan hanya aku berharap dapat menghabiskan masa tua ku bersama pasangan, namun aku pun ingin melanjutkan kebahagiaanku di dunia bersama pasanganku di akhirat kelak.

Kita cenderung akan meninggalkan atau tidak memilih hal yang kita anggap tidak menyenangkan, tidak membuat nyaman atau pun tidak menguntungkan bagi diri kita. Ini semua adalah dorongan alam bawah sadar yang membuat kita berusaha mencapai apa yang membuat diri kita sendiri merasa nyaman.
Ada kalanya kita terbentur pada hidup yang tidak nyaman yang harus dijalani, kondisi lingkungan yang menyiksa, teman yang tidak suportif, pasangan yang terlalu menuntut, masalah yang selalu berdatangan sehingga kita merasa tertekan dan depresi. Mengapa semua itu kita hadapi?

Pada dasarnya, semua itu adalah jalan hidup yang kita pilih untuk dijalani. Pada saat menghadapi masalah awal yang membuat kita merasa tidak nyaman, kita cenderung mendiamkan masalah tersebut sehingga berlarut-larut. Mendiamkan, itu pun pilihan yang kita ambil. Karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Seringkali kita terlalu merasa nyaman dalam zona comfort yang membuat kita enggan untuk berubah, karena perubahan seringkali membawa ketidaknyamanan.

Parahnya, kita baru menyadari kesalahan yang telah kita perbuat setelah terlalu banyak waktu berlalu. Walau tiada kata terlambat untuk memperbaiki, namun telah banyak waktu berharga telah tersia-sia.
Memang dalam menjalani hidup, tidak hanya hitam dan putih yang kita rasakan. Terkadang banyak hal diluar perkiraan dapat terjadi dan membuat tidak nyaman. Namun pada dasarnya, Allah Azza wa Jalla telah memberikan karunia kepada kita hati dan akal. 2 keistimewaan manusia diantara mahluk cipataan Allah Azza wa Jalla lainnya yang dapat kita gunakan untuk mendeteksi arah hidup yang kita inginkan. 

Demi masa. Sebelum kita benar-benar berada dalam kerugian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar