Jumat, 14 Januari 2011

Rimba Raya Jalan Jakarta

Paling unik menjelajahi jalan-jalan di ibu kota Jakarta. Kota dengan tingkat keramaian yang cukup tinggi, bahkan dikenal sebagai kota dengan biang kemacetan. Pemerintah sendiri memprediksikan tahun 2015 jalan di Jakarta akan lumpuh. Hal ini disebabkan oleh kepadatan jumlah kendaraan yang turun di jalan. Terutama pada jam-jam sibuk di jalan arteri.

Kendaraan yang tumpah ruah di ruas-ruas jalan di Jakarta beraneka rupa, dari kendaraan pribadi sampai kendaraan umum. Dari yang beroda 2 (dua) sampai roda 8 (delapan). Setiap kendaraan tersebut memiliki kebiasaan dan karakter-nya masing-masing. 

Mari kita pelajari ciri khas dan karakter kendaraan umum yang ada di jalan-jalan di Jakarta
1. Ojek
    Kendaraan roda dua ini paling eksis di Jakarta. Terutama di jalan yang padat dan ramai. Kelebihannya adalah bisa selap selip diantara antrian kendaraan lain, menjangkau wilayah yang sangat dipelosok, dan cepat. Motor sebagai notabene utamanya ini bukan hanya dapat mengangkut 1 orang penumpang, tapi juga dapat mengangkut anak-anak yang bisa duduk diantara 2 orang dewasa atau di depan, serta dapat mengangkut barang. Untuk jenis barang, bisa diupayakan sedemikian rupa agar dapat terangkut dan tidak menyusahkan pengendaranya.

Karakteristik dan perilakunya
a. Ojek yang fleksibel ini mempunyai karakteristik yang mudah melebur dalam situasi dan kondisi apapun. Hujan memang menjadi kendala utama, namun dengan pertolongan jas hujan sudah bisa menjawab permasalahan.
b. Perilakunya memang terlihat nekad dan memaksakan kehendak. Berani melalui lajur sempit diantara 2 mobil, yang besar sekalipun. Juga sampai naik ke trotoar demi menembus kemacetan. Tidak boleh ada celah kecil yang dapat dilalui kendaraan ini pasti langsung ditembus. Lebarnya stang dan kaca spion merupakan batasan seberapa lebar motor dapat melampauinya. Paling senang berada di depan saat lampu merah, dan melipir di sebelah kiri saat antrian panjang. Beri keluangan bila kendaraan ini ingin lewat, karena setelah ia lewat maka akan melesat hilang diantara ribuan kendaraan yang macet. Namun bila tidak diberi jalan, ia akan merapat dan terus merapat sampai tujuannya tercapai.

2. Becak
    Kendaraan roda 3 ini memang sudah punah di Jakarta, tapi di beberapa titik pelosok masih dapat kita temui kehadirannya. Salah satu alasan mengapa becak di gusur dari jalan di Jakarta adalah karena memakai tenaga manusia untuk menggerakkannya. Belum lagi dengan bodi becak yang lebar namun hanya menampung 2 penumpang dewasa. sehingga becak dianggap sebagai kendaraan yang kurang efisien dan kurang manusiawi.

Karakteristik dan perilakunya
a. Becak sebagai kendaraan bertenaga manusia memiliki karakteristik yang membumi, tidak grasa grusu, dan terkesan santai. Apalagi kalau sepi, supir becak bisa tidur di dalam becak-nya. Becak yang cukup terbuka dan tidak terlalu ngebut ini sangat enak untuk suasana desa yang nyaman dan segar.
b. Biasanya becak berkumpul bergerombol, di dekat pasar atau dekat pintu masuk komplek. Jalannya pelan, namun pasti dan sangat menolong bagi ibu-ibu yang membawa banyak barang bawaan. Namun hanya bisa berada di wilayah komplek saja. Lebih aman. Tapi kalau nekad, si abang becak berani ngebut dan menembus halang rintang. Paling-paling penumpang yang jadi ngeri, karena posisi mereka berada di depan.

3. Bemo
    Sama seperti becak, bemo sebagai kendaraan roda 3 juga mulai punah keberadaannya di Jakarta. Tinggal beberapa wilayah saja yang masih beroperasi. Walau menggunakan mesin untuk beroperasinya dan cukup banyak menampung penumpang (6 di belakang dan 1 di depan), namun keberadaan bemo dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kota Jakarta. Suaranya terbilang cukup bising, dengan pintu masuk penumpang yang terbuka menghadap belakang dengan posisi berhadapan. Rendahnya ketinggian kendaraan ini sangat menyulitkan bagi orang dengan postur tubuh yang tinggi.

Karakteristik dan perilakunya
a. Kesan tua sudah melekat dalam diri bemo, dan agak lusuh. Sehingga bemo semakin terlihat kurang percaya diri dan berkurang peminatnya. Dengan jarak tempuh yang pendek dan kecepatan yang minim membuat bemo tertatih-tatih untuk survive dikerasnya jalan ibukota.
b. Biasanya bemo akan berangkat apabila penumpang sudah penuh, baik yang dibelakang ataupun yang di depan. Jalannya juga cukup sigap, mengingat ukurannya yang kecil sehingga bisa salip kanan kiri. Namun bemo cukup arif dengan selalu mengambil lajur ukuran mobil, tidak sampai nyelip diantara sempitnya jalan.

4. Bajaj
    Kendaraan ini cukup terkenal dengan istilah BMW (Bajaj Merah Warnanya). Bentuknya mirip dengan bemo, hanya saja di bagian depan hanya ada tempat supir, penumpang ditempatkan hanya di bagian belakang.  Suaranya pun nyaring seperti bemo, ditambah dengan asap mesin yang selalu mengepul hitam karena kondisi mesin yang tidak terawat. Berada dibelakang kendaraan ini merupakan derita tersendiri bila berada di jalan umum.

Karakteristik dan perilakunya
a. Bajaj adalah salah satu kendaraan umum paling nekad di jalan ibukota. Ukurannya seperti mobil sedan kecil, tapi paling hobi selap selip tidak ingat diri dan merasa seukuran motor. Cuek, keras kepala, selalu maju, dan berasa paling fleksibel itu lah ciri khas bajaj.
b. Terlihat dari perilakunya yang sulit ditebak. Lampu sign bajaj tidak pernah menyala sehingga kita tidak pernah tahu kapan bajaj akan belok dan ke arah mana.. tau-tau.. langsung belok aja. Gerakannya sangat lincah, tapi tak jarang juga lelet. Ditambah dengan suara nyaring dan hitamnya asap knalpot, merupakan satu paket keunikan sendiri bagi bajaj.

5. Angkot kecil (mikrolet)
    Mikrolet atau pun KWK (Koperasi Wahana Kalpika) / kopamilet  atau dengan nama-nama lain yang berbeda-beda tiap wilayah tergantung perusahaan yang mengoperasikannya, merupakan kendaraan yang dibentuk dengan memodifikasi bentuk mobil dengan hanya memberikan satu pintu samping dan bangku belakang dengan posisi hadap-hadapan. Posisi ini terkenal dengan istilah "4 6" yaitu 4 penumpang di kiri dan 6 penumpang di kanan. Dulu pernah ada kenek yang berdiri gelantungan di pintu, berteriak-teriak. Namun karena untuk keselamatan, pemerintah mewajibkan pintu tertutup sehingga kenek sudah tidak ada lagi.

Karakteristik dan perilakunya
a. Kendaraan ini jumlahnya cukup banyak, sehingga sering terlihat bergerombol dimana-mana. Sulit ditebak adalah salah satu ciri khasnya. Kadang bersemangat ngebut dan seperti ingin cepat sampai, tapi tiba-tiba bisa lelet dan jalan pelan-pelan. Si abang senang mangkal, atau menunggu penumpang.
b. Paling gregetan kalo lihat angkot yang menjelang lampu merah maksa maju, tapi pas lampu hijau malah berhenti di pojok bawah traffic light. Belum lagi ngetem di pintu-pintu masuk keramaian. Dan yang paling menjengkelkan kalau penumpang lagi sepi/kosong bisa seenaknya menurunkan penumpang yang ada padahal belum sampai tujuan, lalu ambil arah putar balik.

6. Angkot 3/4 (Metromini, Kopaja)
    Kendaraan umum ini berukuran agak besar, sehingga mampu menampung banyak penumpang. Namun tingginya yang tidak seberapa serta posisi kursi yang cukup rapat sangat menyulitkan bagi penumpang dengan postur tubuh diatas rata-rata alias tinggi. Kalau berdiri harus menunduk, kalau duduk harus di bagian belakang yang agak lapang.

Karakteristik dan perilakunya
a. Ukurannya yang agak besar dibanding kendaraan sebelumnya membuat angkot jenis ini bertingkah seperti raja jalanan. Terlihat sangat semaunya, dan cenderung ugal-ugalan saat berada di jalan.
b. Tak terhitung banyaknya kecelakaan terjadi akibat cara berkendara angkot ini. Kenekadannya menembus lalu lintas Jakarta, ngebut saat di tikungan, berhenti sembarangan saat ingin menaikan dan menurunkan penumpang, seperti tidak peduli kendaraan lain terhalang dibelakangnya. Harus banyak mengalah saat kendaraan ini sudah pasang sign untuk menurunkan penumpang. Berada di belakang angkot ini, lebih baik memposisikan di sebelah kanan, karena angkot ini selalu berada di tengah dan menghalangi kendaraan lain dibelakangnya. Sehingga saat di sebelah kanannya agak lapang, segera lewati dan tinggalkan angkot ini di belakang Anda.

7. Bis
    Seperti umumnya ukuran bis yang ada, bis biasanya beroperasi di jalan yang besar dengan jarak tempuh yang lumayan jauh.


Karakteristik dan perilakunya
a. Body kendaraan ini adalah terbesar sebagai angkutan umum. Sehingga banyak menguasai jalan-jalan yang juga besar. Dengan ciri khas besar lainnya, kendaraan ini selalu ingin menguasai jalan. Namun tetap pada lajurnya. Hanya ugal-ugalan bila berada di jalan besar. Mungkin karena supir-supir angkutan umum ini yang sudah berumur sehingga tetap terasa kearifan mereka.
b. Di jalan tol, bis bisa sangat ngebut dengan kecepatan tinggi. Begitu pun di jalan-jalan protokol lain. Namun bis hanya akan berhenti di halte-halte atau tempat umum orang berkumpul sehingga tidak sembarangan sebentar berhenti sebentar jalan. Memang terkadang sama saja dengan angkot 3/4 yang tidak melipir saat berhenti, alias menghalangi kendaraan lain dibelakangnya.

8. Busway
    Kendaraan ini memang terbilang baru diantara kendaraan lain sebelumnya. Gebrakan Sutiyoso untuk mengoptimalkan jalan di Jakarta dengan sarana transportasi masal yang sesuai telah memberikan satu hal baru bagi masyarakat di Jakarta khususnya. Bis berukuran besar dengan halte dan lajur khusus ini memang membuat masyarakat belajar untuk lebih tertib dan disiplin. Bila diikuti sesuai aturan, keberadaan kendaraan ini memang bisa menjadi salah satu solusi bagi ruwetnya lalu lintas di Jakarta

Karakteristik dan perilakunya
a. Sebagai si bungsu dalam industri angkutan umum di Jakarta saat ini, kendaraan umum ini terbilang paling tertib dan rapi. Dengan lajur khusus dan perilaku khusus yang membelah pusat-pusat jalan di Jakarta membuat busway begitu istimewa. Istimewa dalam pelayanan, dan dalam keamanan.
b. Busway adalah kendaraan yang paling tertib dalam menaati peraturan. Hanya berhenti di halte-halte khususnya, berjalan hanya dijalurnya. Walau sering merasa kesal dengan kendaraan lain yang selalu mengambil lajurnya. Sehingga menghambat jadwal perjalanannya. Hal ini tidak dapat dihindari karena mengingat sempitnya jalan-jalan di Jakarta. Pastinya, demi menghormati peraturan lalu lintas dan kelancaran bersama, marilah kita ikuti peraturan dengan berjalan di jalur masing-masing.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar